Thursday, 24 February 2011

Muslimah Cantik, Bermahkotakan Rasa MALU

“Muslimah cantik, menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya…”


Membaca petikan di atas, mungkin pada sebagian orang menganggap biasa saja, sekedar sebait kalimah puisi. Namun ketika kita  merenungi ayat tersebut, sungguh terdapat makna yang begitu dalam. Ketika kita menyedari fitrah kita tercipta sebagai wanita, mahkluk terindah di dunia ini, kemudian Allah menguniakan hidayah pada kita, maka inilah hal yang paling indah dalam hidup wanita. Namun sayang, banyak sebagian dari kita (kaum wanita) yang tidak menyedari betapa berharga dirinya. Sehingga banyak dari kaum wanita merendahkan dirinya dengan menanggalkan rasa malu, sementara Allah telah menjadikan rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


((إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاءُ))


“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah, hasan)


Sabda beliau yang lain:


“Malu itu adalah bahagian dari iman dan iman itu di syurga.”


Sabda RasulAllah s.a.w yang lain,


((الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ))


“Malu dan iman itu bergandingan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lain pun akan terangkat.”(HR. Al Hakim)


Begitu jelas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identiti akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tidak terlepas dari iman dan sebaliknya. Khusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.


Namun sayang, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita yang seharusnya menjadi perhiasan dunia dengan kesolehannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. 


Allah telah menetapkan fitrah wanita dan lelaki dengan perbezaan yang sangat significant. Bukan hanya secara fizikal, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang ertinya; ‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Sehingga ketika para wanita menyedari fitrahnya, dia akan faham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, lebih-lebih lagi seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.


Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyedari hal ini…


Di zaman ini semakin banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota ‘kehormatan’ dari perkara-perkara yg boleh mendedahkan kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh badan demi sebuah mahkota ‘kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita seolah-olah berlumba-lumba mengikuti audition menyanyi dan lain-lain lgi. Hanya demi untuk mendapatkan nama, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya.
Naudzubillah min dzaliik…



Dalam sebuah kisah, Saiditina ‘Aisyah R.A pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata, “Jika kamu wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kamu bukan wanita beriman, maka silakan nikmati pakaian itu.”


Betapa pun Allah ketika menetapkan hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri dari Allah kepada kita kaum wanita terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, tetapi kita sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita pun hilang di telan zaman?


“Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 13)


Wahai, muslimah…


Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk mendapatkan (mahkota emas permata itu), kau harus menelanjangi dirimu di depan public.


Wahai saudariku muslimah…


Kembalilah ke jalan Rabb-mu dengan sepenuh kemuliaan, dengan rasa malu dan keimananmu pada Rabb-mu…

No comments:

Post a Comment